Suku bajo dalah suku di pesisir pantai yang tersebar di wilayah asia tenggara. suku ini biasanya tinggal di desa desa di pesisir pantai dan sering menggunakan tombak dan peralatan tradisonal untuk berburu makanan seperti ikan dan kerang. hanya dengan kemampuan menyelam dan menahan nafas yang panjang mereka melakukan perburuan tersebut sudah lebih dari 1000 tahun.
Dari penelitian yang di lakukan terhadap beberapa masyarakat suku bajo, kemampuan menahan nafas dengan lama di dalam air memiliki beberapa trik dan kemampuan ini sudah di adaptasi lama oleh masyarakat suku bajo. dalam kondisi didalam air yang kekurangan oksigen tubuh masyarakat bajo seolah olah sudah terprogram khusus untuk dapat bertahan. produksi sel darah merah dalam tubuh masyarakat Bajo meningkat saat menyelam sehingga pengiriman oksigen ke organ dan jaringan lain menjadi lebih efektif.
Rasa penasaran para peneliti di lanjutkan dengan meneliti secara lebih spesifik terhadap masyarakat suku bajo. beberapa orang di kumpulkan untuk di teliti. beberapa sempel yang di ambila adalah air liur dan makanan serta di bedakan menurut umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan. Dari penelitian tersebut di jumpai bahwa ukuran limpa masyarakat bajo lebih besar 50% dari manusia pada umumnya.
Biasanya organ limpa tumbuh besar dan dijumpai pada mamalia laut ketika menyelam. seleksi alam terbukti membuat masyarakat suku bajo beradaptasi dengan lingkungannya hal tersebut terliat dari ukuran limpa mereka yang besar. peneliti kemudian ingin membandingan ukuran limpa dan kapasitas paru paru masyarakat suku bajo dengan masyarakat yang tinggal di pegunungan tinggi.