E-liquid atau liquid vape adalah cairan yang digunakan dalam perangkat vape untuk menghasilkan aerosol yang dihirup oleh pengguna. E-liquid terdiri dari beberapa bahan utama yang bekerja bersama untuk menciptakan pengalaman merokok elektronik. Meskipun formulasi e-liquid dapat bervariasi antara merek dan jenis, ada beberapa kandungan umum yang dapat ditemukan dalam e-liquid:
1. Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang ditemukan dalam e-liquid untuk memberikan sensasi dan efek kecanduan yang mirip dengan merokok tembakau konvensional. Nikotin dalam e-liquid dapat berasal dari berbagai sumber, dan kadar nikotin dapat bervariasi, mulai dari yang rendah hingga tinggi, tergantung pada preferensi pengguna. Kehadiran nikotin dalam e-liquid memungkinkan pengguna untuk merasakan efek dari nikotin tanpa harus menghirup asap tembakau yang mengandung banyak zat berbahaya.
2. Propilen Glikol (PG)
Propilen glikol adalah bahan utama dalam e-liquid yang berfungsi sebagai pembawa nikotin dan bahan aktif lainnya. PG merupakan cairan yang berwarna tak berwarna, tidak berbau, dan memiliki viskositas rendah. Selain berfungsi sebagai pembawa, PG juga membantu menghasilkan sensasi “throat hit” yang mirip dengan merokok konvensional dan membantu menjaga konsistensi rasa dari e-liquid.
3. Gliserin (VG)
Gliserin, juga dikenal sebagai gliserol, adalah bahan lain yang sering digunakan dalam e-liquid. Gliserin biasanya memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada PG dan memberikan sensasi yang lebih halus di tenggorokan. Selain itu, gliserin juga berperan dalam menghasilkan uap yang tebal dan berlimpah, yang dapat meningkatkan pengalaman vaping.
4. Aroma dan Pemanis
E-liquid seringkali mengandung berbagai macam aroma dan pemanis buatan untuk meningkatkan pengalaman rasa. Aroma dapat bervariasi dari buah-buahan, makanan ringan, hingga minuman. Pemanis buatan ditambahkan untuk meningkatkan rasa manis dan memperbaiki profil rasa dari e-liquid. Meskipun FDA menganggap banyak bahan-bahan ini aman untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan, keamanan mereka ketika dihirup dalam bentuk aerosol masih dalam penelitian.
5. Air dan Zat Pengencer Lainnya
Sebagian besar e-liquid mengandung air untuk mencairkan bahan-bahan lainnya dan menciptakan campuran yang konsisten. Selain itu, ada juga zat pengencer lainnya yang dapat ditambahkan untuk mengatur viskositas dan karakteristik lain dari e-liquid.
6. Logam Berat dan Kontaminan Potensial
Meskipun dalam jumlah kecil, beberapa studi telah menemukan adanya kontaminan seperti logam berat (misalnya, nikel, timbal, kromium) dalam e-liquid atau aerosol yang dihasilkan dari proses pemanasan. Kontaminan ini bisa berasal dari bahan mentah, proses produksi, atau komponen perangkat vape itu sendiri. Paparan jangka panjang terhadap logam berat ini dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan.
7. Senyawa Organik Volatil (VOCs) dan Partikel Mikroskopis
Proses pemanasan e-liquid untuk menghasilkan uap bisa menghasilkan senyawa organik volatil (VOCs) dan partikel mikroskopis. VOCs ini dapat termasuk dalam kategori yang berbeda, termasuk senyawa kimia yang ditemukan dalam aerosol vape. Paparan jangka panjang terhadap VOCs telah dikaitkan dengan risiko kesehatan, termasuk masalah pernapasan dan sistemik.