Penyebab sariawan pada pengidap HIV

Sariawan atau ulkus aftosa pada pengidap HIV/AIDS dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh yang terjadi akibat infeksi HIV. Sistem kekebalan tubuh yang terganggu membuat pengidap HIV lebih rentan terhadap berbagai infeksi dan kondisi peradangan, termasuk sariawan. Berikut adalah penyebab utama sariawan pada pengidap HIV:

**1. Infeksi Jamur (Kandidiasis Oral)

Infeksi jamur, terutama yang disebabkan oleh Candida albicans, adalah penyebab umum sariawan pada pengidap HIV/AIDS. Jamur ini dapat menyebabkan infeksi di mulut yang dikenal sebagai kandidiasis oral atau thrush. Infeksi jamur ini dapat menyebabkan luka putih atau merah di lidah, gusi, dan bagian lain dari mulut, yang dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.

**2. Sistem Kekebalan Tubuh yang Melemah

HIV menyerang dan merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh, terutama sel T CD4+. Kerusakan ini mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan peradangan. Akibatnya, pasien HIV lebih mudah mengalami berbagai infeksi dan peradangan di mulut, termasuk sariawan. Penurunan jumlah sel T CD4+ yang signifikan sering kali dikaitkan dengan peningkatan kejadian sariawan.

**3. Penyakit Mulut dan Infeksi Sekunder

Selain infeksi jamur, pengidap HIV juga lebih rentan terhadap infeksi mulut lainnya, seperti herpes simplex virus (HSV). Infeksi HSV dapat menyebabkan lesi herpes di mulut yang mirip dengan sariawan. Infeksi sekunder ini sering kali terjadi pada pasien HIV yang tidak diobati atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sangat terganggu.

**4. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan vitamin dan mineral dapat memperburuk kondisi sariawan pada pengidap HIV. Vitamin dan mineral penting, seperti vitamin B12, folat, dan zat besi, berperan dalam kesehatan mukosa mulut. Kekurangan nutrisi ini sering terjadi pada pasien HIV karena penyerapan nutrisi yang tidak optimal, baik akibat gangguan pencernaan maupun karena pola makan yang tidak memadai.

**5. Stres dan Kesehatan Umum

Stres fisik dan emosional juga dapat memperburuk sariawan. Pasien HIV sering menghadapi tekanan emosional dan fisik yang terkait dengan penyakit mereka, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperburuk gejala sariawan. Stres dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan yang lebih parah di mulut.

**6. Efek Samping Obat

Pengidap HIV sering kali menjalani terapi antiretroviral (ARV) untuk mengendalikan infeksi HIV. Beberapa obat ARV dan obat lain yang digunakan untuk mengatasi infeksi atau komplikasi terkait HIV dapat menyebabkan efek samping, termasuk sariawan. Efek samping ini dapat mencakup kekeringan mulut atau gangguan mukosa yang berkontribusi pada timbulnya sariawan.

**7. Perubahan pH Mulut

HIV dapat mempengaruhi keseimbangan flora mulut, yang dapat menyebabkan perubahan pH mulut. Perubahan pH ini dapat memudahkan pertumbuhan mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan sariawan.

Pentingnya Penanganan

Penanganan sariawan pada pengidap HIV melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup perawatan medis, manajemen nutrisi, dan perawatan kesehatan mulut yang baik. Penggunaan obat antijamur atau antivirus, pemantauan kekurangan nutrisi, serta menjaga kebersihan mulut yang baik adalah langkah-langkah penting untuk mengatasi sariawan dan meningkatkan kualitas hidup pasien HIV/AIDS.